Senin, 22 Maret 2010

INTEGRITAS


By :Thufail al Ghifari



[Aa Gym speaking]
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalaamu’alaykum Warohmatullahi Wabarokaatuh
[audience]
Wa’alaykumussalaam Warohmatullahi Wabarokaatuh
[Aa Gym speaking]
Alhamdulillahirobbil ‘aalamiin, Allohumma sholi ‘ala Muhammad, wa ‘ala ‘aalihi wa ashbihi ajma’iin
Segala puja dan puji, total, semuanya hanya milik Allah. Ujian apapun yang datang kepada kita, pasti penyebabnya karena Allah menitipkan sesuatu pada diri kita. Sehingga tidak layak menjadi ujub dan takabur terhadap ujian. Melainkan menjadi tawadu’ dan bersyukur... [echoed]

[Thufail singin]
Di astana aku merana, disetiap air mata ku coba tetap membaca, diantara bahasa hati dan amarah. Langkah-langkah harapan yang hilang, lenyap bersama omong kosong yang membentang. Fasihnya kebebasan pun masih terkekang. Pedasnya air samudra dan kemunafikan. Sistem yang masih selalu menikam waktu kita. Hak-hak yang selalu terlupakan. Pedis mimpi yang menghampiri perjuangan kita. Kaca mata diri tak dapat menatap pasti. Sudut-sudut diskusi pun menjadi tak berarti, apalagi yang harus ku mengerti, saat hari ini masih tak jauh lebih berarti, dari setiap detik hidup yang penuh caci maki. Disetiap malam ku menyendiri, merangkum derita disetiap kesepian. Andai bisa ku rangkai angkasa, dan ku tulis perasaanku padamu. Akan ku tuang hingga batas maksimal kemampuanku. Agar kau mau mengerti, dibalik semua cerita, nada, bahasa, yang pernah ada; Ku tak akan pernah melupakanmu...

[Backing Vocal]
Kuharap kau..tetap terjaga..tirai-i langkah dengan doa..Kuharap kau.. tetap terjaga..tirai-i langkah dan doa..

[Thufail singin]
Dapatkah kau tetap bijak? Walau kepercayaan tertikam dari belakang. Dapatkah termaafkan salah? Lalu panjatkan syukur dan meredam prasangka, reduksikan amarah di indahnya hegemoni kita. Di hadirat Ilahi ku bertahan. Dalam telapak tanganNya ku berteduh. Dan iman ini sejukkan nurani. Masih perdulikah Tuhan pada diri ini? Entahlah! Bersyukur lalu ku bersujud, rebahkan lutut takkan ku ratapi maut. Disetiap batas waktu ku berserah, dan restui rencana perjuangkan takdir hidupku. Jika dapat ku bentangkan mimpi, dan ijinkan ku menjinakkan duka. Karena mata ini terlalu lelah menyimak derita, dan hati ini terlalu letih menapaki hari. Disetiap langkah, ku menyimak nestapa. Waktu yang selalu melukis cerita; luka, duka dan suka. Menjadikan semua kenangan yang penuh canda tawa. Kadang hari pula begitu membosankan, menyulut emosi di setiap batas-batas mimpi kita. Kau dan aku, kawan, kita semua, akan ku kenang selalu di dalam hatiku...

[Backing Vocal]
Kuharap kau..tetap terjaga..tirai-i langkah dengan doa..Kuharap kau.. tetap terjaga..tirai-i langkah dan doa..

[Thufail singin]
Biarkan setiap detik ini berjalan. Dan waktu pun akan segera bicara, di hinanya cerita yang menghias arti perjalanan kita. Kadang pula, duka memiliki wejangan yang jauh lebih bermakna. Bersama air mata ku coba mengambil hikmah. Dan menge-evolusikan semua menjadi suka. Masih ingatkah kau Hei pembunuh asmara, saat kita tersenyum bersama dan kita selalu berangkulan bersama, meretakkan masalah. Dapatkah kau belajar dari hari-harimu? Dapatkah kau kalahkan musuh terbesar dalam dirimu? Hatimu, nurani, sikap, introspeksi, dan jati diri. Akankah terbagi dan berakhir semua kepercayaan yang telah terbangun ini. Cinta kasih yang menyusuri di setiap mimpi. Dan harapan yang menggarisi cita-cita. Langkah kadang begitu hampa, terlalu dingin dan tak bersuara. Hingga di suatu saat nanti perjalanan ini akan segera berakhir. Dan tak perlu lagi duka, seperti saat kita selalu bersama. Saat kita selalu bersama menaklukkan semua. Dari seorang yang takkan pernah melupakan kalian, Thufail al Ghifari.

[Backing Vocal]
Kuharap kau..tetap terjaga..tirai-i langkah dengan doa..Kuharap kau.. tetap terjaga..tirai-i langkah dan doa..
[till end]

[Aa Gym du’a]
Allahumma sholi ‘ala Muhammad wa ‘ala ‘aalihi wa ashbihi ajma’iin
Duhai Allah Yang Maha Kaya. Ampuni.. segala kecerobohan kami terhadap semua nikmat yang Kau beri Ya Allah. Ampini kekikiran kami menafkahkan rezki yang telah dititipkan kepada kami. Ampuni keengganan kami menolong orang-orang lemah disekitar kami. Ampuni kesombongan kami terhadap orang-orang yang tiada berdaya disekitar kami. Ya Allah, tolongkan kami, menjadi pribadi yang indaaah, Ya Allah. Limpahi kami dengan rezkiMu yang halal, berkah, melimpah. Dan jadikan kami menjadi jalan bagi hamba-hambaMu. Duhai Allah Yang Maha Agung, jadikanlah siapapun yang menyimak ini menjadi orang-orang yang ikhlaass menghadapi hidup ini. Menjadi orang-orang yang terpelihara dari kezaliman terhadap siapapun, dan engkau lindungi dari kezaliman siapapun. Ya Allah, selamatkanlah bangsa kami ini, Ya Allah. Selamatkan negeri kami ini, Ya Allah. Karuniakan kepada bangsa kami ini, para pemimpin yang ariiiff, ya Allah. Ya Allah, bangkitkan kepada kami para pemimpin yang bijaak. Yang benar-benar cinta kepada kebenaran. Yang benar-benar hidup selalu dalam kebenaran. Yang benar-benar berjuang untuk membela kebenaran. Engkaulah penggenggam setiap makhlukMu, Ya Allah. Alhamdulillahirobbil ‘aalamiin.

Senin, 15 Maret 2010

Jadi Sendiri

Mau pesen lemari buat tidur
Panjangnya 160 cm
Lebarnya 1 meter
Dalamnya 3 meter
Cukup


Dan jadinya, nggak apa-apa kapan saja



Djatinangor, 2010

Pasangan Di Tempat Sepi

Ayo mana pedangmu
Keluarkan
Bunuh aku
Biar Aku bisa menuntutmu
Akh..
Kau telah membunuhku
Jika kau kabur
Aku kan mengejarmu
Hingga berlari bersama



Djatinangor, 2010

Semua Telah Berubah

Kutanam pohon kecil ini ditanah yang subur
Kan kusiram, kupupuki dan kujaga
Biar tetap hidup


Sekarang pohon ini telah besar hingga berakar kuat
Saatnya aku menunggu untuk menghasilkan buah

Namun akh..

Ternyata pohon ini tak menghasilkan buah
Mungkin karena aku tak cukup untuk berusaha
Tapi aku tak kecewa
Setidaknya aku bisa berteduh dibawah pohon ini
Sesukaku





Disanubari, 2010

Renung 19 Januari

Kawan
Dengarkan hatiku sedang berbahasa
Apa adanya

Biarkan malam ini ramai dengan tetesan air hujan dari langit

Kawan
Sekarang kutanya rongga
kalian menjawab mata

Aku marah
Sungguh marah kawan

Kenapa kalian bersahabat dengan hati
Ayolah kawan
Berbohonglah padaku
Biar malam ini takkan aku ingat lagi


Cianjur, 2010

Zul

Dari kejauhan terlihat ada motor bebek tujuh puluh yang berwarna hitam

Lalu,
Saat itu juga ada seorang lelaki menunjuk dengan tangannya sambil berkata :

'Beck Zul'




Djatinangor, 2010

Bunga Di Bulan Januari

Demi Ad-Dhuha
Aku berpijak ditanah
Memerah keberanianku diantara kecemasan
Karena ada Tuhan kulabuhkan kemurnianku untukmu
Dengan duduk diatas benteng bunga berteduh dari tetesan langit
Pesan singkat kusajikan dari rencana lalu


Berpikir tentang cahaya saat ini
Yakin Ada walaupun hujan
Hangat memandangnya diam jadinya
Indah memang
Terjun bebas menghalangi hijau ujung pandang
Bagiku sungguh baik mereka menghiburku
Hingga lunturkan keraguanku
Kuungkapkan
Disampingku ada Ibu membawa buah hati
Dan ada Bapak membawa sumber rizky
Mereka bekerja untuk hidup
Puuiiihh..
Menghela nafas ronggaku
Mereka bisa hidup apa adanya
Begitu pun aku dan dia, pikirku




Kata semoga menjadi harapan adanya campur tangan Tuhan
Antara salam kanan kekiri
Aku imam bersamanya
Melamun dan berhasil aku bahagia dengan berandai-andai


Bulan kesatu masehi
Menjadi momen keseriusan demi bunga bersama hujan
Akhirnya tersampaikan dengan menunggu waktu
Sudah, sudah
Ini yang terakhir dengan kejujuran
Suasana bunga aku pulang
Dengan harapan




Tanah Bunga, 19 Januari 2010



Jalan Masih Panjang

Hati dan hari
Hati - hati
hari - hari
Hatimu
Harimu





Nanti pasti




*Sedikit bingkisan Ulang Tahun buat neng cici



Cijerah, 2010




Dia Telah di Surga

Assalaamualeykum ya ahli kubur
Wah sekian lama aku menunggu disini
Kok salamku tak dijawab juga sama dia


Akh, tak apa
Memang dia pantas sombong sekarang








Madjalengka, 2010

Bandung 4 Maret

Kerlap-kerlip
Warna-warni
Masih bergerak kesana kesini
Lampu menjelang pagi
Kata sayang bukan berlambang hati lagi
Namun berlambang naluri

Ternikmati

Seorang ibu tak punya anak tak mampu lagi melihat warna

Bergerak kaki hitungan

Satu ke dua bahkan ke tiga
Sambil mengikuti bahasa nyanyian yang sebenarnya tak mereka mengerti

Lelaki-lelaki masih menuangkan minuman
Biar mampu mendapatkan peluru dada

Terus


Tetap begitu
Karena begitu
Sampai bergantinya cahaya itu



Bandung 4 Maret, 2010